Lichenes

LICHENES (LUMUT KERAK)

A. PENDAHULUAN
Lichenes merupakan bentuk unik dari tumbuhan, yang merupakan gabungan simbiosis antara fungi (mycobiont) dengan pasangan fotosintesis (photobiont atau phicobion) yang dapat memproduksi makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari, tetapi sedemikian rupa sehingga dari segi morfologis dan fisiologinya merupakan suatu kesatuan.
Photobiont biasanya berupa ganggang hijau atau chyanobacteria, dapat pula ganggang kuning-hijau atau ganggang coklat. Ada pula yang tersusun dari keduanya antara ganggang hijau dan cyanobakteria.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis -seperti pada kalimat di atas- umumnya disebut simbiosis. Masing-masing organisme tersbut disebut simbiont.
Pada Lichenes, antara fungi dan Algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Misal, ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang.
Dapat juga hubungan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja, tetapi akhirnya ganggang diperalat oleh cendawan –menyerupai hubungan majikan dengan budak (heloot).
Ada beberapa bukti bahwa simbiosis Lichenes merupakan bentuk parasitisme untuk sel-sel Algae, dimana pasangan photosintesis dapat berada di alam secara bebas berdiri sendiri, tetapi tidak sebaliknya. Sel-sel photobiont dimusnahkan secara terus menerus pada saat pertukaran nutrisi. Penggabungan ini mampu berlanjut karena sel-sel photobiont dihasilkan lebih cepat daripada yang dihancurkan.
Pada umumnya, simbiosis Lichenes lebih dipertimbangkan untuk keberhasilan pertumbuhan dan perkembangbiakan dari fungi. Untuk sebagian Algae, simbiosis mungkin suatu keharusan untuk kelangsungan hidupnya, sedangkan pada yang lainnya kadang tidak bermanfaat bagi Algae. Nah, inlah yang menjadi kontroversi apakah simbiosis Licehenes menjadi sebuah hubungan yang mutualisme atau parasitisme.
Berikut contoh bahwa Lichenes menjadi bentuk parasitisme bagi sel-sel Algae. Di laboratorium, Cyanobacteria dapat tumbuh dengan cepat ketika mereka sendiri daripada saat mereka menjadi bagian dari Lichenes. Tetapi ada sisi mutualistik dari penggabungan tersebut : Fungi yang menyusun Lichenes menyediakan air dan mineral yang diabsorbsi dimanapun Lichenes tersebut tumbuh. Bagi Algae, penggunaan air dan mineral tadi adalah untuk membuat makanan bagi dirinya dan fungi.
Namun, dari hal tersebut di atas belum tercapai adanya kesesuaian paham.
Secara umum taksonomi Lichenes menurut Misra dan Agrawal (1978) adalah sebagai berikut :
 Klas : Ascolichenes
 Ordo : Lecanorales
Famili : Lichinaceae, Collemataceae, Heppiaceae, Pannariaceae, Coccocarpiaceae, Peritigeraceae, Tictaceae, Graphidaceae, Thelotremataceae, Asterothyriaceae, Gyalectaceae, Lecidaeceae, Parmeliaceae, Usneaceae, Physciaceae, Theloshistaceae.
 Ordo : Sphariales
Famili : Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae
 Ordo : Caliciales
Famili : Caliciaceae, Cypheliaceae, Sphaephoraceae
 Ordo : Myrangiales
Famili : Arthoniaceae, Myrangiaceae
 Ordo : Pleosporales
Famili : Arthopyreniaceae
 Ordo : Hysteriales
Famili : Lecanactidaceae, Opegraphaceae, Rocellaceae
 Klas : Basidiolichenes
Famili : Herpothallaceae, Coraceae, Dictyonamataceae, Thelolomataceae
 Klas : Lichenes Imperfect
Genus : Cystocoleus, Lepraria, Lichenothrix, Racodium

B. MORFOLOGI DAN STRUKTUR LICHENES
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa Lichenes merupakan simbiosis antara Fungi dengan Algae.
Lichenes dipisahkan dan dijadikan suatu golongan yang berdiri sendiri, tetapi cendawan itu di dalam alam tidak dapat tumbuh bebas, melainkan hanya dapat berkembang jika menemukan jenis ganggang yang tepat. Jadi tanpa Algae cendawan itu pada umumnya tidak lagi dapat hidup dan tidak akan berbentuk Lichenes.
Tubuh Lichenes sangat berbeda dari fungi atau ganggang yang tumbuh terpisah. Jamur mengelilingi sel-sel ganggang, sering menutupi jaringan khas fungi yang kompleks untuk penggabungan Lichenes.
Algae yang menyusun Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dan Nostoc. Kadang juga ganggang hijau (Chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia.
Kebanykan cendawan yang menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetes, dan kadang-kadang Pyrenomycetales, dan Basidiomycetes.
Kebanyakan cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentu pula. Bentuk-bentuk Lichenes ditentukan berdasarkan materi genetik pasangan fungi, bergabung dengan photobiont untuk perkembangan bentuknya di bawah kondisi yang tepat. Lichenes tunggal dapat berkembang menjadi dua bentuk yang sangat berbeda ketika bergabung dengan ganggang hijau atau cyanobacteria.
Beberapa Lichenes ada yang seperti batang (Foliose lichenes) lainnya menjadi penutup seperti cover dasar seperti kulit kering/ kerak (Crustase lichenes), ada yang seperti mengadopsi bentuk semak-semak (Fructicose lichenes) dan ada yang seperti agar-agar.
Bentuk-bentuk Lichenes antara lain:
1. Leafy lichens, mempunyai tubuh yang agak rata, dengan mudah dapat dibedakan permukaan yang tinggi dan permukaan yang rendah, menunjukkan bentuk seperti daun. Lichenes jenis ini menempel pada permukaan (lapisan bawah) dengan kawat pijar atau dengan umbilus tunggal (holdfast).
2. Crusty lichenes berbentuk sederhana mengerak di atas lapisan bawah. Lichenes jenis ini dapat menjadi halus atau licin dan terus menerus di atas permukaan atau patah oleh retakan atau dibagi menjadi Oreoles terpisah di tempat-tempat terpencil.
3. Scaly lichenes merupakan tipe Lichenes antara tipe Leafy dan Crusty, mendempet pada lapisan bawah seperti sinaga atau jalan kecil.
4. Schrubby lichenes merupakan tipe Lichenes yang tumbuh tegak/lurus dan bercabang banyak dan kelihatan seperti semak belukar. Alat tambahan untuk lapisan bawah bermacam-macam dari yang memiliki pegangan yang kuat ke badan, beberapa diantaranya tampak seperti lumut menggantung yang lurus berumbi.
Warna Lichenes berbeda-beda tergantung pada pigmen-pigmen khusus yang menyusun, meskipun tidak ada pigmen, Lichenes biasanya berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Ketika Lichenes basah, lapisan luarnya menjadi lebih transparan dan lapisan photobiont yang mendasari menjadi tampak, membuat Lichenes abu-abu atau coklat berubah menjadi warna hijau muda atau hijau pudar. Macam-macam pigmen yang terang terdapat di lapisan luar adalah asam usnic kuning muda yang tersebar luas. Tetapi pigmen-pigmen yang lain menghasilkan macam-macam Lichenes yang kuning, orange atau merah. Warna-warna yang berbeda dalam spesies tergantung pencahayaan, genetik, usia, dan lainnya.
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar klasifikasinya secara umum adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan Komponen Cendawan yang Menyusunnya
a. Ascholichen
Jika cendawan yang menyusunnya tergolong dalam Phyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium, misalnya Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika cendawan penyusunnya tergolong dalam Discomycetales, Lichenes membentuk tubuh buah yang berupa apotesium. Berlainan dengan Discomycetales yang hidup bebas yang apotesiumnya hanya berumur pendek. Apotesium pada Lichenes ini berumur panjang, bersifat seperti tulang rawan dan mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk Usnea (rasuk angin) yang berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohonan di hutan apalagi di daerah pegunungan.
Contoh Ascholichenes adalah Usnea barbata dan Usnea dasypoga yang dianggap mempunyai khasiat obat untuk ramuan pembuatan jamu tradisional. Usnea menghasilkan suatu antibiotik asam usnin yang berguna untuk melawan Tuberculosis. Rocella tinctoria untuk pembuatan lakmus. Cladonia rangifera adalah makanan utama rusa kutub. Cetraria islandica terdapat di daerah pegunungan di eropa mempunyai khasiat obat. Parmelia acetabulum dan Lobaria pulmonaria berupa lembaran-lembaran seperti kulit yang hidup pada pohon-pohon dan batu-batu.
Dalam klas Ascolichenes ini dibangun juga komponen alga dari famili Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya berupa gelatin.
Genus dari Mycophyceae adalah : Scytonema, Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari Chlorophyceae adalah : Protococcus, Trentopohlia, Cladophora dan lain-lain.
b. Basidiodichenes (Hymenolichenes)
Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae. Basidiomycetes yaitu dari famili : Thelephoraceae, dengan genus : Cora, Corella dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filament yaitu : Scytonema dan tidak berbentuk filament yaitu Chrococcus.
Basidiodichenes kebanyakan mempunyai tallus yang berbentuk lembaran-lembaran. Pada tubuh buah terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium yang sangat menyerupai tubuh buah Hymenomycetales. Contoh Cora pavonia, sebagai bahan pembuat obat-obatan.
c. Lichenes Imperfect
Deutromycetes fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria, Leprocanion, Normandia, dll.
2. Berdasarkan Alga yang Menyusun Tallus
a. Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar merata pada tallus. Komponen alga mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam mycophyceae.
b. Heteromerous
Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas tallus dan komponen jamur menyebabkan terbentuknya tallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae. Contoh : Parmelia.
3. Berdasarkan Tipe Tallus dan Kejadiannya
a. Crustose atau Crustaceous
Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu. Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan bawah.
b. Fructicose atau Filamentous
Lichenes semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian menempel pada bagian dasar atau permukaan. Tallus bervariasi, ada yang pendek dan panjang, rata, silindris atau seperti janggut atau benang yang menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu Ramalina. Yang panjang menggantung seperti Usnea dan Alektoria. Cladonia adalah tipe antara kedua bentuk itu.

C. EKOLOGI
Crustose dan foliose lichenes pada dinding menerangkan awal bahwa Lichenes dapat tumbuh di tempat bukan tanah, merupakan satu-satunya vegetasi di lingkungan yang ekstrim seperti dapat di temukan pada gunung yang tinggi dan daerah yang sangat bebas atau kosong. Beberapa bertahan pada kondisi gurun yang kering dan yang lain pada tanah beku daerah Artik.
Lichenes harus bersaing dengan tumbuhan untuk menangkap sinar matahari, tetapi dengan ukuran yang kecil dan pertumbuhan yang lambat, mereka tumbuh dengan subur di tempat dimana tumbuhan tingkat tinggi mengalami pertumbuhan yang sulit.
Keuntungan utama secara ekofisiologi dari Lichenes adalah poikilohidrik (poikilo = variable, hidric = berhubungan dengan air) maksudnya bahwa mereka mempunyai sedikit pengaturan dan mereka mampu bertahan secara tak tentu dan pada periode kering yang lama, seperti lumut-lumutan, lumut hati, paku. Saat kering, Lichenes memasuki suspensi metabolit atau stasis (diketahui sebagai Cryptobiosis) di dalam sel-sel simbiont Lichenes. Pada bagian Cryptobiotik, Lichenes mampu bertahan lebih lama pada temperatur yang ekstrim, radiasi dan lingkungan keras yang kekeringan.
Lichenes tidak mempunyai akar dan tidak membutuhkan saluran penyimpanan air seperti pada tumbuhan tingkat tinggi, sehingga mereka mampu tumbuh di lingkungan yang imposible/ tidak mungkin untuk kebanyakan tumbuhan, seperti pada batu, tanah tandus, pasir atau variasi struktur buatan seperti pada tembok atau dinding.
Kebanyakan Lichenes tumbuh sebagai epifit pada tumbuhan tertentu, terutama pada batang dan cabang dari pohon. Ketika tumbuh pada tumbuhan tertentu, Lichenes bukan sebagai parasitisme, mereka tidak memakan bagian apapun dari tumbuhan maupun meracuninya.

D. REPRODUKSI LICHENES
Perkembang biakan Lichenes melalui tiga cara;
a. Secara Vegetatif
• Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh yang telah tua dari induknya dan kemudian berkembang manjadi individu baru. Bagian-bagian tubuh yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen.
• Isidia. Kadang-kadang isidia lepas dari thalus induknya yang masing-masing mempunyai simbiont. Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya sesuai.
• Soredia adalah kekompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari induknya. Lichenes yang baru, memiliki karakteristik yang sama dengan induknya.
b. Secara Aseksual
Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang sepenuhnya bergantung kepada pasangan jamurnya. Spora yang aseksual disebut pycnidiospores. Pycnidiospores ukurannya kecil, spora yang tidak motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia. Pygnidia ditemukan pada permukaan atas dari tallus yang mempunyai suatu celah kecil yang ternbuka yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur dimana jamur pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan satu hifa jamur jika bertemu dengan alga yang sesuai terjadi perkembangan menjadi Lichenes yang baru.
c. Secara Seksual
Perkembangbiakan seksual pada Lichenes hanya terbatas pada pembiakan jamurnya saja. Jadi, yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok jamur yang membangun tubuh Lichenes.

E. MANFAAT LICHENES
Lichenes dapat digunakan sebagai bahan makanan. Tetapi tallus dari Lichenes belum dapat digunakan sebagai sumber makanan secara luas karena Lichenes memiliki suatu asam yang rasanya pahit dan dapat menimbulkan gatal-gatal khususnya asam fumarprotocetraric.
Tanaman ini mempunyai nilai, walaupun tidak sama dengan makanan dari biji-bijian. Pada saat makanan sulit di dapat, orang-orang menggunakan Lichenes sebagai sumber karbohidrat dengan mencampurnya dengan tepung. Di Jepang, disebut Iwatake, dimana Umbilicaria dari jenis Foliose lichenes digoreng atau dimakan mentah.
Lichenes juga dimakan oleh hewan rendah maupun tingkat tinggi seperti siput, serangga, rusa, dan lain-lain. Selain itu digunakan juga oleh Northen Flying Squirrel untuk sarang, makanan dan sebagai sumber air selama musim dingin.
Lichenes biasanya juga dimakan oleh beberapa hewan seperti rusa kutub yang hidup di daerah artik. Meskipunn Lichenes sangat rendah kadar proteinnya dan tinggi kadar karbohidratnya yang menjadikannya tidak cocok untuk beberapa hewan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.lichen.com/
http://www.saguaro-juniper.com/
http://www.wikipedia.com/
– Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Tinggalkan komentar